Selamat Datang - Welcome RTD's Alumni Blog

Selamat Datang di Blog Alumni RTD :) Lembaga Seni Pernafasan Radiasi Tenaga Dalam - Malang Lembaga Seni Pernafasan Radiasi Tenaga Dalam - Tanjung Uban

Blog ini didedikasikan untuk para pelatih RTD : Mas Joe, Mas Mardi, Mas Halim, Mas Sugiarto, Mas Ita Warsita Brata, Mas Jeffri, Mbak Riri, Mbak Nia

dan rekan-rekan pelatih RTD Malang yang tidak dapat Saya sebutkan satu persatu dan Guru Besar RTD Kang Aas Rukasah

Selama masa pencarian 12 tahun lebih (1996) sampai blog ini dilahirkan, belum ada satupun informasi mengenai RTD secara komprehensif tampil di Internet:) Inilah yang mendasari kami membuat blog ini.

Wassalam,

Teguh Iman Santoso

-------------------------------------------------------

Welcome to Blog Alumni RTD:) Lembaga Seni Pernafasan Radiasi Tenaga Dalam - Malang Lembaga Seni Pernafasan Radiasi Tenaga Dalam - Tanjung Uban

This Blog is dedicated to our RTD Trainer's/Teacher's : Mr. Joe, Mr. Mardi ,Mr. Halim, Mr. Sugiarto, Mr. Ita Warsita Brata,Mr. Jeffri ,Mrs. Riri, Mrs. Nia

And All RTD teacher's in Malang which can not be stated one by one and To Our Honourable RTD Grand Master Kang Aas Rukasah

During a period of seeking 12 year more (1996) till this blog borne, there is no any one information hits RTD in comprehensive come up on the Internet:) This constitute us make this blog.


Wassalam,

Teguh Iman Santoso

Get YOUR Free Domain & Mail

Friday 20 June 2008

Inner Beauty - Kecantikan Dalaman

Ada beberapa indikasi seseorang memancarkan inner beauty:

1. Mampu menunjukkan bahwa dirinya sangat nyaman

2. Menunjukkan minat dalam lingkungan

3. Seimbang

4. Harmoni

5. Estetis

6. Bahasa tubuh yang positif

7. Percaya diri

Ada 2 cara dalam mengembangkan inner beauty yaitu dengan cara:

1. Mengolah medan energi tubuh dari dalam sehingga memancarkan energi dengan kriteria pada konteks inner beauty.

2. Melatih diri dengan menggunakan lingkungan sebagai stimulus pengembangan sikap mental positif dan pola pikir yang positif dari diri kita sendiri.

Sekalipun mata paling sering dipercaya untuk melakukan penilaian terhadap kadar beauty suatu obyek, tapi sesungguhnya indera ini amat kurang memadai. Kita akan mengeksplorasi beauty yang lain, yaitu beauty yang ‘dilihat’ oleh seluruh indera kita, bukan beauty yang “only skin deep“.

Beauty yang sedang kita bicarakan ini mungkin kurang menonjol secara visual. Tapi pemilik beauty yang satu ini akan selalu tampak mengesankan dan menyejukkan mata bagi mereka yang melihatnya. Si Beauty selalu tampak percaya diri, tampak nyaman dengan dirinya sendiri, bahkan juga menimbulkan kenyamanan bagi orang lain. Ia menunjukkan gairah hidup, memiliki bahasa tubuh yang sesuai dengan isi pembicaraan, memiliki empati yang tinggi, dan selalu melibatkan emosi secara proporsional dalam berkomunikasi. Ia juga pendengar yang baik, mampu menghidupkan suasana, dan mempunyai pengaruh terhadap orang-orang yang ada di sekelilingnya.

Beauty yang demikian bersumber dari dalam, dari sikap mental. Sikap mental yang matang, stabil, teruji, dan terpelihara ini akan memancarkan estetika yang secara mistis memancar di wajah si Beauty. Dan hebatnya, pancaran keindahannya ini dapat dirasakan oleh siapapun yang berada di sekitarnya!

Proses energi ini bekerja bisa di jelaskan sbb:

Didalam pendekatan Bioenergi di kenal istilah dengan Chakra. Chakra lah yang melakukan pengolahan terhadap bioenergi yang kita ambil dari alam sekitar kita. Hasil pengolahan tersebut memancar berupa medan bioenergi tubuh yang biasa disebut aura. Kualitas aura yang dihasilkan mencerminkan kondisi kesehatan, kondisi psikologis, serta pola pikir kita. Semakin cemerlang aura tersebut, semakin baik. Aura yang cemerlang menggambarkan jiwa dan raga yang sehat, dan ini dapat ‘dirasakan’ oleh orang lain. Aura bersifat interaktif, berbaur dan ‘saling menyusupi’ dengan aura lain. Itulah sebabnya orang merasa nyaman bersama si pemilik aura cemerlang, karena auranya yang mungkin kurang cemerlang ‘ikut menikmati’ kenyamanan yang dimiliki si Aura Cemerlang.

Adapun faktor dan pola yang dapat memancarkan inner beauty terindikasikan secara energi yaitu:

1. Aura yang Terpusat

Aura yang terpusat mengandung arti bahwa pemiliknya mempunyai kesadaran penuh atas dirinya, atas kehadirannya, dan atas peran yang harus dimainkannya. Ia cepat beradaptasi dan tahu bagaimana menempatkan dirinya. Tubuh, pikiran, dan perasaannya berada dalam satu gerak, menyatu, dan tidak perpecah-pecah.

Agar memiliki aura yang terpusat, lakukan segala kegiatan Anda dengan sepenuh hati. Jangan memikirkan hal lain ketika Anda makan, mandi, mencuci dan sebagainya. Hadirkan tubuh, pikiran dan perasaan Anda pada kegiatan yang sedang berlangsung, karena tubuh akan menjadi lebih baik ketika perasaan dan pikiran Anda sepenuhnya hadir ‘menemani’ si tubuh tersebut. Kegiatan yang berat dan membosankan juga akan berubah menjadi kenikmatan jika kita menghadirkan seluruh diri kita sepenuhnya.

Latihan ini akan membiasakan diri Anda untuk merasa nyaman dalam keadaan apapun. Bahkan ketika Anda sedang sakit, ‘kehadiran penuh’ ini akan memberikan sensasi berbeda yang sangat layak dicoba. Selain bisa meningkatkan kemampuan konsentrasi dan pengendalian diri, melatih fokus seperti ini juga bagus untuk menanamkan auto sugesti positif pada saat kita sedang membutuhkannya.

2. Profil Aura yang ‘Plane’ (rata permukaan)

Aura merupakan peta holografis dari pikiran, kondisi psikologis dan kondisi kesehatan kita. Profil aura yang tidak ‘plane’ menggambarkan seseorang yang sangat menonjol strength-nya, tapi pada saat yang sama juga mempunyai weakness point yang berada pada titik yang sangat mencemaskan karena melampaui batas aman. Ini terjadi karena si pemilik aura cenderung memberi perhatian secara berlebihan pada satu aktivitas tertentu, dalam hal ini adalah aktivitas yang berhubungan dengan eksplorasi logika (chakra tenggorokan). Akibatnya sisi ego (solar plexusnya) kurang mendapat perhatian, bahkan menjadi titik lemah yang sangat serius baginya.

Kita sering menjumpai orang semacam ini. Walaupun mereka menonjol di bidang eksplorasi pemikiran, tapi acapkali mereka menunjukkan respon yang ‘janggal’ dalam berinteraksi dengan orang lain. Kondisi ini bisa diperbaiki dengan cara memperkaya diri dengan aktivitas yang bisa menjadi penyeimbang bagi kekuatan logikanya (olah pikir), yaitu dengan aktivitas olah fisik, olah rasa, juga berorganisasi atau berbaur dengan orang yang lebih beragam, dan sebagainya.

Permukaan aura yang rata menggambarkan kondisi psikologis si pemilik aura yang tenang (tidak reaktif), stabil, dan obyektif. Obyektif artinya tidak berlebihan dalam memberikan reaksi, tidak emosional, tidak memihak, dan proporsional dalam memandang segala sesuatu. Pemilik aura yang rata seperti ini tidak mengekspresikan kegembiraan maupun kesedihan secara berlebihan, karena ia percaya bahwa situasi emosional tersebut tidak bersifat permanen. Ia juga tidak menghindar dari apa-apa yang tidak disukai apalagi dibencinya, karena tidak menyukai sesuatu itu dalam pandangannya merupakan suatu weakness point yang harus diperbaiki.

3. Aura yang Memiliki Ketahanan

Secara ‘visual’, aura dianggap memiliki ketahanan jika polanya lengkap, memiliki lapisan yang cukup tebal, kuat tetapi elastis. Aura tebal berarti pemiliknya bukan hanya sehat, tapi juga menunjukkan energi hidup yang besar. Ia pantang menyerah (aura kuat), dan memiliki respon terhadap tekanan yang sangat positif, artinya: cepat dalam menormalisir kondisi psikologisnya (aura elastis). Kekuatan dan kelenturan seperti ini bisa diupayakan melalui latihan fisik yang disiplin. Kelengkapan pada auranya menghasilkan kebebasan dalam berpikir dan kemampuan melihat banyak alternatif. Ini dimungkinkan karena aktivitas si pemilik aura yang sangat beragam dan pengalaman hidup yang sangat kaya. Selain itu, memiliki aura semacam ini juga akan membuat kita memiliki kepekaan yang memadai, sehingga setiap kali kita terbawa pada situasi yang tidak proporsional atau ‘melampaui batas’, tubuh akan memberi ‘isyarat’ akan adanya disharmoni.

4. Ritme Aura

Aura memiliki ritme, karena setiap chakra pendukungnya bekerja dengan iramanya masing-masing. Agar irama yang berbeda di tiap chakra tersebut bisa menyatu secara harmonis, maka sebaiknya kita ‘memberi ruang’ pada chakra-chakra tersebut (baca: diri sendiri) untuk ‘mengekspresikan diri’. Musik, menyanyi, berkebun, memelihara binatang, semua ini adalah beberapa contohnya. Aktivitas yang tampaknya remeh ini memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi kita dalam mengelola stress. Pertama, pengayaan diri dengan aktivitas kecil ini ibarat memasang balok-balok pemecah ombak besar di tepi pantai. Balok-balok tersebut akan memecah ombak menjadi lebih kecil, sehingga tidak lagi memiliki kekuatan untuk menggerus pantai yang sedang kita lindungi. Pantai merupakan gambaran dari diri kita, ombak adalah stress atau tekanan hidup, balok-balok pemecah ombak itu adalah aktivitas-aktivitas kecil tadi. Adanya aktivitas-aktivitas kecil ini bagaikan mendistribusikan beban stress yang besar kepada banyak chakra, sehingga tidak ada satu chakra yang akan menderita karena overload. Kedua, distribusi beban ini akan membuat diri kita memiliki fleksibilitas dalam mengadaptasi kondisi yang berubah-ubah.

Akhirnya, “Let the beauty of what you love be what you do” (Rumi). Semua kualitas ini dapat dikembangkan sendiri jika kita : 1) memiliki pemahaman yang cukup tentang mekanisme bioenergi dan berlatih secara disiplin, atau 2) melakukan aktivitas beragam yang memberikan perhatian secara memadai pada semua chakra sebagaimana uraian di atas.

Source : MERAIH INNER BEAUTY MELALUI MANAJEMEN BIOENERGI Ir.Rd.Aas Rukasa, disarikan oleh Tuty 'bunda' Yosenda